Catatan
Reportase :
New Orleans, 06/11/00, 11:00
PM (07/11/00 - 12:00 WIB)
Hari Selasa besok Amerika punya hajatan pemilu
(pemilihan umum). Masyarakat Amerika yang mempunyai hak pilih akan menggunakan
hak pilihnya melalui mesin-mesin pemungutan suara di berbagai tempat. Di negara
bagian (state) Louisiana, tempat-tempat pemungutan suara (TPS) akan mulai
dibuka Selasa, 7 Nopember 2000 jam 6:00 pagi (Di Indonesia, Selasa, 7 Nopember
2000, jam 19:00 WIB) hingga ditutup jam 8:00 malam. Namun di beberapa negara
bagian lain jam bukanya bervariasi antara jam 6:00 hingga jam 9:00 pagi,
demikian halnya jam tutupnya antara jam 6:00 hingga jam 9:00 malam.
Hari Selasa pertama setiap bulan Nopember adalah
hari pemilu di Amerika. Ya pemilu apa saja : Presiden, anggota Konggres,
anggota Senat, Gubernur negara bagian, Kepala Polisi, Kepala-Kepala Departemen,
Walikota, Sekwilda, Kepala Kejaksaan, dsb. Tentunya bagi jabatan-jabatan yang
pas menjelang berakhir masa jabatannya. Hanya saja tahun ini agak berbeda,
sebagaimana setiap empat tahun sekali karena bertepatan dengan berakhirnya masa
jabatan Bill Clinton, yaitu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang baru.
Pada dasarnya besok bukan hari libur nasional,
tetapi sekolah-sekolah pada meniadakan kegiatan belajar-mengajar, karena
guru-guru dan karyawannya akan meninggalkan sekolah ikut coblosan.
Kegiatan perkantoran juga biasanya menghindari agenda-agenda penting di hari
itu, karena memberi kesempatan kepada setiap karyawannya yang berhak memilih
untuk menuju ke TPS-TPS menggunakan hak pilihnya.
***
Untuk tidak sekedar mengetahui hasilnya saja siapa
yang akan jadi pemenang antara pasangan ganda Partai Republik George W. Bush -
Dick Cheney melawan pasangan Partai Demokrat Al Gore - Joe Lieberman, ada
baiknya kita lihat cara penghitungan suaranya.
Dari jumlah pemilih yang ada di Amerika akan
direpresentasikan dengan sejumlah 538 electoral vote (saya tidak tahu
apa padanan bahasa Indonesianya yang pas, maka selanjutnya saya sebut saja
dengan jatah suara). Ke-538 jatah suara ini tersebar ke seluruh 50 negara
bagian yang ada plus ibukota Washington DC. Setiap negara bagian mempunyai
jatah suara yang berbeda-beda, tetapi jumlahnya proporsional dengan populasinya
dan biasanya juga sama dengan jumlah anggota konggres yang diwakilinya.
Sebagai contoh : negara bagian Montana, Wyoming atau
Vermont yang tidak padat penduduknya, hanya mempunyai jatah suara (electoral
vote) masing-masing 3 saja. Sebaliknya negara bagian Texas, New York dan
California yang padat penduduknya, mempunyai jatah suara (electoral vote)
masing-masing 32, 33 dan 54. Sedangkan negara bagian Louisiana dimana saya
tinggal, mempunyai jatah suara 9.
Sistem perolehan suara ini umumnya digunakan patokan
winner-take-all, artinya siapa kandidat yang menang di sebuah negara
bagian (mengantongi jatah suara lebih dari 50%), maka dia berhak memperoleh
semua jatah suara dari negara bagian tersebut. Sedangkan yang kalah tidak
memperoleh jatah suara. Kecuali negara bagian Nebraska dan Maine yang membagi
jatah suaranya berdasarkan distrik perwakilan konggresnya. Saya tidak tahu
pasti kenapa untuk aturan yang bersifat nasional ini, ada juga negara bagian
yang ingin mempunyai aturan sendiri. Otonomi dalam berdemokrasi?
Oleh karena itu tidak heran kalau setiap kandidat
saling berusaha agar dapat menang di negara bagian yang jatah suaranya banyak,
sehingga dengan hanya menang di California misalnya, akan sama artinya dengan
menang di beberapa negara bagian sekaligus yang mempunyai jatah suara sedikit.
Dengan
demikian, kandidat yang secara nasional dapat mengumpulkan jatah suara
(electoral vote) minimal setengah ditambah satu, atau 270 suara, maka dia
berhak menjadi pemenangnya. Angka 270 suara adalah jumlah dari pengumpulan
jatah suara dari negara-negara bagian yang berhasil dimenanginya.
Meskipun tak seorangpun melihat kemungkinan akan
terjadinya hasil seri (269 vs 269), namun jika hal itu terjadi juga, maka
pemenangnya akan dipilih oleh perwakilan Kongres dengan setiap perwakilan
Kongres mempunyai satu hak suara.
Dari hitung-hitungan di atas, maka secara teoritis
seorang kandidat yang menang di lebih banyak negara bagian belum tentu menjadi
pemenang pemilihan jika ternyata dia hanya menang di negara-negara bagian yang
jatah suaranya kecil. Sebaliknya seorang kandidat yang menang di lebih sedikit
negara bagian tetapi mempunyai jatah suara yang banyak, bisa jadi akan menjadi
pemenangnya.
***
Siapa kira-kira yang bakal menjadi pemenangnya? Dari
berbagai jajak pendapat hingga hari terakhir ini menunjukkan bahwa persaingan
antara George Bush dan Al Gore semakin ketat, meskipun George Bush masih
sedikit lebih unggul dalam popularitas. Jajak pendapat gabungan yang dilakukan
oleh harian USA Today-CNN-Gallup menunjukkan dalam beberapa hari terakhir ini
popularitas George Bush lebih unggul 47%-45% terhadap Al Gore. Padahal beberapa
hari sebelumnya popularitas George Bush unggul 48%-43%.
Dari perkiraan angka yang ada hingga hari ini,
menurut USA Today, George Bush diperkirakan unggul di sejumlah 26 negara bagian
dengan mengumpulkan 224 jatah suara, sedangkan Al Gore unggul di 12 negara
bagian dengan 181 jatah suara. Masih ada 12 negara bagian sisanya dengan jatah
suara 133 yang mempunyai peluang sama untuk diungguli George Bush maupun Al
Gore.
Apakah kira-kira George Bush yang akan jadi
pemenangnya? Sejarah membuktikan, pernah terjadi seorang kandidat yang kalah
dalam popularitas ternyata berhasil menang dalam pemilihan presiden.
Jadi? Kita lihat saja bagaimana hasilnya besok. Bagi
mereka yang berminat, dapat melihat pergerakan angka-angka hasil pemilu ini
dari waktu ke waktu melalui beberapa website, diantaranya dengan
mengakses ke http://www.usatoday.com atau http://www.cnn.com. Tapi di Indonesia
sedang malam hari, ya…. terpaksa baru besoknya bisa melihat hasilnya.
Mudah-mudahan saya sempat mem-posting hasil pergerakan suaranya.-
Yusuf Iskandar
[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]